Penulis Rayni M. Massardi bersama Christyan. A.S. telah mempublikasikan karya aksara berhias sketsa yang berjudul Darah. Diterbitkan oleh Firaz Media Publisher, buku dengan total 80 halaman ini adalah kolaborasi mereka yang kedua.
Visual dari sampul buku Darah melukiskan dua wajah yang meratapi kedua tangannya yang bersimbah darah. Buku ini juga didominasi warna merah yang seakan-akan membuat orang-orang mengira ini adalah buku horor.
Tema besar yang digunakan oleh Rayni berkutat pada horornya kehidupan, kematian, cinta, dan kesengsaraan manusia yang dikaitkan dengan darah. Maka dari itu, tak heran jika banyak ditemui kata “darah” di setiap puisi yang tertuang dalam buku ini.
Tidak jarang pula Rayni menggunakan majas personifikasi dalam menggambarkan darah. Dalam puisinya yang berjudul “Darah-11”, darah adalah sosok yang acuh terhadap derita manusia dan akan “mengalir semaunya”.
DARAH 11
Semua darah
Semua terluka
Semua akan mati
Darah mengalir semaunya
Tak peduli pekik manusia
Memohon pada cairan yang sedang geram
Mengais celah tubuh manusia
Mengeringkan rumput yang sontak gersang
Bumi tersungkur membusuk
Darah pun setia
Ilustrasi semut, percikan atau tumpahan darah, dan figur-figur abstrak dengan mata hitam dan besar di sekitar karya puisi melengkapi pesona seram dalam buku ini. Christyan berhasil melukiskan tema dari aksara karya Rayni. Semut-semut yang kerap muncul di halaman-halaman Darah menggambarkan kematian adalah takdir manusia yang tidak bisa dihindari. Kolaborasi literatur dengan ilustrasi akan membuat para pecinta seni menikmati Darah.