Jakarta, Businessinasia.id – Prof. Dr. Irwandi Jaswir, M.Sc. adalah seorang dosen, ilmuan, dan ahli bioteknologi Indonesia. Sebelumnya, Prof. Dr. Irwandi Jaswir, M.Sc. meraih gelar sarjana dari Institut Pertanian Bogor pada 1993, dan melanjutkan pendidikan magister pada Universitas Pertanian Malaysia yang ia selesaikan di tahun 1996. Sedangkan untuk gelar doktoralnya, Prof. Dr. Irwandi Jaswir, M.Sc.dapatkan dari University of British Columbia, Kanada pada 1999.
Irwandi Jaswir dikenal sebagai pionir dalam pengembangan riset Sains Halal, cabang ilmu baru yang melihat aspek halal dan haram dari perspektif Ilmu pengetahuan. Irwandi Jaswir merupakan seorang pakar bioteknologi pangan yang mendedikasikan hampir seperempat abad hidupnya untuk mendalami aspek kimia dan biokimia komponen-komponen halal.
Irwandi adalah ilmuwan yang dinilai berkontribusi besar dalam pengembangan Halal Science, yang berkat penemuannya akan mempermudah umat Islam dalam mendeteksi unsur haram pada makanan atau produk lainnya seperti obat dan kosmetik.
Hadir sebagai salah satu inovator dalam acara Seminar Nasional Hari Kreativitas dan Inovasi Sedunia 2023 yang diadakan oleh Asosiasi Daya Riset dan Inovasi Nasional (DRIN) pada 20 Mei 2023, Irwandi Jaswir memaparkan bagaimana dirinya mengembangkan berbagai metode pendeteksian bahan tidak halal, hingga mengembangkan berbagai standar halal dalam berbagai industri. Irwandi mengajak kepada seluruh peneliti Islam di seluruh dunia untuk terus berkarya dan menyumbangkan pemikiran-pemikiran dan penelitian ilmiahnya kepada Islam di semua aspek disiplin ilmu sebagai sumbangan untuk kemanusiaan.
Irwandi mengatakan untuk industri halal di Indonesia, dirinya menyayangkan bahwa negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia bukan menjadi pemain inti industri halal. Indonesia belum bisa menjadikan industri halal sebagai salah satu pendapatan negara. Padahal menurutnya, justru banyak negara lain yang mendapat keuntungan besar dari industri halal ini.
“Negara kita masih berfokus pada sertifikasi. Padahal negara-negara lain sudah mulai membangun industri halal, bangun pabrik, pariwisata syariah, halal semua. Di Malaysia ada Moslem Friendly Hospitality. Pemerintah Malaysia sering memberi dana penelitian untuk menjadi pijakan membuat undang-undang dan peraturan. Sedangkan di Indonesia tidak ada standar halal yang bisa menjadi rujukan,” ujar Irwandi.
Meraih Banyak Penghargaan
- Ketertarikan Irwandi Jaswir pada bidang Engineering Food Science and Technology membawanya menerima banyak pernghargaan, mulai dari Pengharagaan Internasional King Faisal Prize pada 2018, Anugerah Habibie 2013, Best Innovation Award pada forum World Halal Research Summit 2010, Asia Pacific Young Scientist Award oleh SCOPUS dan masih banyak lagi penghargaan yang diterimanya di ajang-ajang inovasi di berbagai negara di dunia.
- Secara total, sudah lebih 50 penghargaan internasional diperoleh oleh Irwandi. Pemilik delapan paten internasional ini juga sudah menghasilkan 200-an publikasi ilmiah di jurnal internasional bergengsi, menulis 40 buku dan bab buku (book chapters), serta diundang sebagai pembicara di hampir 300 konferensi internasional.
- Irwandi yang sering dijuluki “Profesor Halal” merupakan orang Indonesia kedua yang menerima King Faisal Prize, setelah mantan Perdana Menteri Dr Mohammad Natsir, 40 tahun lalu. King Faisal Prize sering dianggap sebagai Nobel Prize-nya Dunia Islam. Berita Irwandi menerima King Faisal International Prize menjadi berita utama di kebanyakan media dalam dan luar negeri, karena namanya disejajarkan dengan nama-nama besar tokoh penerima sebelumnya, seperti Perdana Menteri Tun Mahathir (Malaysia) atau Presiden Erdogan (Turki).